Thursday, 18 May 2017

Proses Pengolahan Jati Putih Hingga Siap Pakai

Proses Pengolahan Jati Putih Hingga Siap Pakai


Proses Pengolahan Jati Putih Hingga Siap Pakai   -  Jati putih merupakan salah satu komoditi dalam industri kerajinan kayu. Kayu jati putih atau dikenal gmelina putih lebih dikenal karena kualitas kayu yang tak kalah dari kerabatnya, yakni Jati Merah atau Jati Super. Bagi pengrajin yang merindukan kayu bertekstur keras dengan kualitas baik dari jati super seakan terobati dengan adanya Jati Putih. Berdasarkan kualitas memang keduanya hampir mirip mesaki Jati super cenderung lebih unggul.

Alasan kuat memilih jati putih dibanding Jati Super salah satunya yaitu jumlah pasokan jati putih yang cukup banyak. Sehingga lebih gampang untuk ditemui dibanding jati super. Salah satu penyebab karena faktor pertumbuhan jati super yang sangat lamban. Butuh waktu puluhan tahun untuk bisa memanen Jati super. Jika dibandingkan kerabatnya yang hanya butuh waktu 10 tahun untuk bisa panen.

Mengolah kayu seperti jati putih tidaklah rumit, dalam pengolahan tidak dibutuhkan perlakuan khusus untuk menjaga kualitasnya. Meski demikian tentu masih harus melewati serentetan tahap yang cukup panjang sebelum menjadi kayu siap olah. Tekstur kayu yang cukup padat dan kuat lebih memudahkan dalam pengolahannya, hal ini karena tidak membutuhkan perlakuan khusus lagi. Cara mengolah kayu jati dari tahap pemilihan pohon yang cukup dewasa. Selanjutnya pohon ditebang hingga proses pemotongan kayu.

Cara Pengolahan Kayu Jati Putih Agar Siap Pakai

Adapun tahapan-tahapan yang harus dilalui oleh sebatang pohon jati hingga menjadi bentuk papan siap olah adalah sebagai berikut :

  1. Langkah awal adalah memilih pohon yang telah siap tebang dengan kata lain pohon tesebut sudah cukup dewasa. Kriteria bagi pohon yang telah siap tebang yaitu diameter batang yang kira-kira mencapai kurang lebih 40 cm. Ukuran ini disesuaikan dengan kebutuhan pasar, selain itu diameter yang besar tentu akan lebih menghasilkan banyak kayu ketimbang yang lebih kecil diameternya.

  2. Langkah selanjutnya adalah penebangan pohon. Pohon yang telah ditentukan selanjutnya ditebang. Penebangan dilakukan pada bagian bawah pohon dekat dengan permukaan tanah. Hal ini agar panjang kayu dapat lebih dimaksimalkan, selain itu diameter paling besar tentu berada pada bagian bawah pohon. Pohon yang telah tumbang selanjutnya dilakukan pembersihan terhadap ranting yang masih menempel, lalu batang dipotong sesuai dengan ukuran panjang yang diinginkan

  3. Hasil potongan selanjutnya harus dibersihkan dari kulit kayu yang masih ada. Biasanya batangan kayu akan pisahkan dari kulit sehingga membentuk bagian balok. Pemisahan dari kulit ini dilakukan agar kayu didalammnya tetap terjaga kualitasnya. Kayu yang belum dipisahkan dari kulitnya akan mudah membusuk, selain itu kayu juga akan perlu dikeringkan terlebih dahulu.

  4. Balok kayu yang masih mentah biasanya didiamkan beberapa hari agar kadar air berkurang. Ini bertujuan agar kayu menjadi lebih padat dan keras dan tidak mudah berjamur dan lapuk. Balok kayu yang masih basah juga akan lebih berat karena kandungan air didalamnya masih sangat banyak. Selain itu kayu yang masih basah akan cenderung kasar dan berbulu pada saat pemotongan nantinya.

  5. Pada tahap ini kayu sudah siap untuk dipasarkan. Kayu balokan ini biasanya akan dibeli oleh para pengusaha kayu yang kemudian harus melewati proses pemotongan agar kayu berbentuk menjadi papan atau balok yang lebih kecil.
Pada dasarnya pengolahan jati putih tidaklah rumit namun proses yang panjang harus dilalui. Namun proses yang panjang inilah yang akan menghasilkan kayu dengan kualitas yang sangat baik. Akan tetapi terdapat banyak faktor lain yang menjadi penyebab penurunan kualitas kayu jati yang dihasilkan.

Untuk itu tetap diperlukan perhatian khusus dalam mengolah kayu jati untuk menghasil kayu balok amupun papan yang berkualitas.

Mengolah kayu jati sangat sederhana mengingat kelebihan tekstur dan kokohnya kayu ini.

Faktor Penyebab Penurunan Kualitas Kayu Jati Putih

  • Penumpukan kayu yang terlalu lama di hutan/kebun. Kadangkala tindakan yang lanmat dilakukan oleh pengolah kayu dengan menaruh saja kayu jati dihutan/kebun justru menurunkan kualitas kayu. Diakibatkan oleh ulat pohan dan rayap serta pelapukan akibat air hujan.

  • Pengeringan yang lambat dilakukan. Pada dasrnya kayu yang masih basah tidak menunjukan karakteristik kayu yang sebenarnya. Kayu yang terlalu lembab akan mudah berjamur. Selain itu hasil produk kayu yang masih basah tidak terlalu kokoh, karena kayu yang basah akan berkurang volumenya ketika mengalami pengeringan.

  • Perlakuan yang tidak tepat. Meski kayu jati tergolong kayu yang kuat, namun kesalahan dalam memperlakukan kayu ini akan berujung pada penurunan kualitas. Kadangkala jati dipotong menjadi lembaran papan yang sangat tipis dan dalam keadaan yang masih basah. Hal ini bisa berdampak pada kekuatan kayu, dengan kata lain kayu menjadi lebih mudah pecah akibat kandungan air dan potongan yang terlalu tipis.

  • Proses pengeringan yang terlalu lama. Segala sesuatu yang berlebihan tentu tidak baik. Kayu jati memang perlu mengalami proses pengeringan apakah lewat pengovenan atau penjemuran di bawah sinar matahari. Proses pengeringan tentu tidak boleh dilakukan terlalu lama, karena hasilnya tidak akan baik. Kayu yang terlalu kering akan mudah pecah dan retak terutama pada kayu yang sudah dicetak menjadi papan tipis.

Nah itulah beberapa tips yang bisa saya bagikan semoga bisa bermanfaat bagi anda..
-   Proses Pengolahan Jati Putih Hingga Siap Pakai

Artikel Terkait


EmoticonEmoticon